Oleh: Muhammad Hamdani
Banjir telah menjadi masalah serius di Kota Tebing Tinggi. Orang-orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap banjir dan telah mengembangkan upaya yang berbeda untuk mengatasi dampak (akibat) yang ditimbulkan setelah banjir.

Foto Kejadian Banjir
Penelitian ini mengeksplorasi mekanisme coping yang dilakukan oleh masyarakat. Ada 76 rumah tangga yang diwawancarai menggunakan kuesioner. Tujuan dari penelitian ini meliputi : 1) mengidentifikasi dampak banjir di wilayah studi; 2) mengidentifikasi mekanisme coping yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengurangi resiko banjir; dan 3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan mekanisme coping oleh masyarakat. Kelurahan Bandar Utama dan Badak Bejuang dipilih sebagai lokasi studi. Lokasi ini sangat rentan terhadap banjir karena letaknya yang berada di tepi sungai. Untuk menganalisis coping masyarakat, survey kuesioner didistribusikan di wilayah studi. Mekanisme coping masyarakat dianalisis menggunakan analisis crosstab.
Hasil analisis ini mengungkapkan tiga mekanisme coping yang dilakukan oleh masyarakat di lokasi studi untuk mengatasi efek negatif dari banjir yaitu : 1). ekonomi, 2). sosial, dan 3). teknologi/struktural. Aspek Ekonomi mengacu pada pendapatan masyarakat, aspek sosial mengacu pada hubungan sosial dan kerja sama, sedangkan aspek teknologi/struktural mengacu pada bagaimana masyarakat di daerah studi membangun rumah mereka.
Aspek struktural menjadi mekanisme coping yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat di area studi. Masyarakat membangun lantai pertama rumah mereka lebih tinggi berdasarkan pengalaman banjir yang mereka alami untuk mengurangi kerusakan property yang ada di dalam rumah Sedangkan mekanisme coping secara ekonomi dan sosial masih sangat lemah di kalangan masyarakat di area studi.